Rabu, 29 Februari 2012

BIOGRAFI

Nama                              :  Achmad Zakkil Arifin            
Kelas                              :  IX-B
No. absent                      :  02
Asal Madarasah              :  MTsN JOMBANG KAUMAN
TTL                                :  22 oktober 1996
Tentang saya                   : 


                     Achmad zakkil arifin atau biasa dipanggil Zakkil lahir di kediri pada 22 oktober 1996 mempunyai orang tua bernama ayah Abdul ngali alm. dan ibu Istiqomah. Saya dulu saat Mi bersekolah di MI Fathul huda dan sekarang tingkat mts di MTsN Jombang kauman.Sekian saja info tentang saya bagi yang membaca blog saya ini saya ucapkan terima kasih dan semoga bermanfaat bagi anda yang membacanya.

                                                                                                         TTD


                                                                                             Achmad zakkil arifin

Minggu, 26 Februari 2012

Sejarah PORSIGAL

PORSIGAL didirikan di Blitar, pada tanggal 02 Maret 1978 sebagai pengembangan dari
silat SENTONO warisan HEYANG AGENG RADEN TUMENGGUNG HASAN WITONO yang wafat tahun 1878. Heyang Ageng Tumenggung Hasan Witono adalah salah satu pengawal Pangeran Diponegoro, yang setelah perang Diponegoro usai, Beliau berkelana ke arah timur(Blitar) dan meninggal di Desa Kerjen, Kecamatan Srengat, Blitar, Jawa Timur. Makam Beliau ada di Desa Kerjen tersebut dan terawat hingga kini.
PORSIGAL sebagai Organisasi Pencak Silat yang beraqidahkan Islam, berdasarkan / berasaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945.
PORSIGAL didirikan dengan maksud untuk menghimpun dan membina serta menyalurkan potensi para pendekar Pencak Silat dan atau siapa saja yang mempunyai perhatian terhadap generasi muda di bidang sosial-budaya, kesehatan, olah raga dan atau pendidikan mental-fisik dengan sarana Pencak Silat yang merupakan olah raga bela diri tradisional kekayaan budaya Bangsa Indonesia yang harus dilestarikan.
PORSIGAL untuk itu, bertujuan ikut serta mencapai cita-cita pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas, manusia seutuhnya yang memiliki watak pekerti luhur, pribadi yang tangguh mental-fisiknya karena giat ‘MESU OLAH KRIDANING TOTO JASMANI-ROHANI’, sehingga siap mengisi Pembangunan Nasional dalam rangka dan upaya mencapai cita-cita kemerdekaan yang hakiki.
PORSIGAL (Pendidikan Olah Raga Silat Indah Garuda Loncat) adalah salah satu perkumpulan Bela Diri yang berpusat di Desa Kerjen Kec. Srengat Kab. Blitar dan diasuh langsung oleh KH. Muhammad Gholib Thohir atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Gholib.
Sedikit mengenai sejarah beliau (Mbah Gholib, red)dalam proses menimba ilmu kanuragan dimulai dari Ujung Kulon (Banten)sampai ke Ujung Timur (Banyuwangi) dan pada akhirnya beliau menemukan Guru Sejati yang ternyata tidah jauh dari Kota Kelahiran Beliau Blitar Kota Patria, yaitu kota kecil Tulungagung kira-kira 30 km arah barat kota Blitar. Disana beliau bertemu dengan (Alm) Hadrotus Syaikh KH. Abdul Djalil Mustaqiem sekitar tahun 80 an di Pondok Pesantren PETA (PESULUKAN THORIQOH AGUNG) dengan Thoriqoh Syadziliyah yang berada dijantung kota Tulungagung, persisnya sebelah barat Alon-Alon. Singkat cerita, beliau (Mbah Gholib,red)diminta oleh Kyai Djalil untuk mengembangkan ilmunya dengan membuka Padepokan Pencak Silat yang diberi nama Porsigal. Dimana dalam Porsigal ini terjadi perpaduan atau penggabungan dari ilmu jurus-jurus yang selama ini ditempuh oleh Mbah Gholih mulai dari ujung kulon (Banten) sampai ujung timur (Banyuwangi)maka muncullah nama Garuda Loncat, yang artinya meloncat-loncat/berpindah-pindah setelah Khatam dalam mencapai suatu ilmu dan pindah lagi untuk mencapai ilmu yang lainnya.
Perkembangan dalam penyebaran Padepokan Porsigal ini sebenarnya sudah meluas sampai ke luar Jawa, namun banyak santri/murid yang enggan untuk mendaftarkan Padepokan Porsigal ini ke IPSI daerah setempat, sehingga kita susah untuk mendeteksinya.

sumber : http://pendekarfian.wordpress.com/2010/01/14/sejarah-porsigal/

Jumat, 10 Februari 2012

Sejarah Pencak Silat

Pencak Silat adalah seni beladiri yang berakar pada rumpun Melayu. Seni beladiri ini banyak ditemukan di Brunei, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan negara-negara yang berbatasan dengan negara etnis Melayu tersebut.Banyak ahli sejarah menyatakan bahwa Pencak Silat pertama kali ditemukan di Riau pada jaman kerajaan Sriwijaya di abad VII walaupun dalam bentuk yang masih kasar. Seni beladiri Melayu ini kemudian menyebar ke seluruh wilayah kerajaan Sriwijaya, semenanjung Malaka, dan Pulau Jawa.Namun keberadaan Pencak Silat baru tercatat dalam buku sastra pada abad XI. Dikatakan bahwa Datuk Suri Diraja dari Kerajaan Pahariyangan di kaki gunung Merapi, telah mengembangkan silat Minangkabau disamping bentuk kesenian lainnya. Silat Minangkabau ini kemudian menyebar ke daerah lain seiring dengan migrasi para perantau. Seni beladiri Melayu ini mencapai puncak kejayaannya pada jaman kerajaan Majapahit di abad XVI. Kerajaan Majapahit memanfaatkan pencak silat sebagai ilmu perang untuk memperluas wilayah teritorialnya.Kerajaan Majapahit menguasai hampir seluruh wilayah Nusantara. Hanya kerajaan Priyangan di tanah Pasundan yang tidak dapat dikuasai penuh oleh Kerajaan Majapahit. Tentara kerajaan Priyangan ini terkenal akan kehebatan pencak silatnya. Karena wilayahnya yang terisolir, dan terbatasnya pengaruh Majapahit, seni beladiri kerajaan Priyangan hampir tidak mendapat pengaruh dari silat Minangkabau. Pencak silat priyangan ini terkenal dengan nama Cimande.Para ahli sejarah dan kalangan pendekar pada umumnya sepakat bahwa berbagai aliran Pencak Silat yang berkembang dewasa ini, bersumber dari dua gaya yang berasal dari Sumatra Barat dan Jawa Barat seperti diuraikan di atas.Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas,
[1] yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka sendiri. Sheikh Shamsuddin (2005)
[2] berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India dalam silat. Bahkan sesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka kiranya historis pencak silat itu lahir bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu.Dalam historisasi pencak silat dapat disimpulkan bahwa terdapat dua kategori akar aliran pencak silat, yaitu:Aliran bangsawanAliran rakyatAliran bangsawan, adalah aliran pencak silat yang dikembangkan oleh kaum bangsawan (kerajaan). Ada kalanya pencak silat ini merupakan alat pertahanan dari suatu negara (kerajaan). Sifat dari pencak silat yang dikembangkan oleh kaum bangsawan umumnya tertutup dan mempertahankan kemurniannya. Aliran rakyat, adalah aliran pencak silat yang dikembangkan oleh kaum selain bangsawan. Aliran ini dibawa oleh para pedagang, ulama, dan kelas masyarakat lainnya. Sifat dari aliran ini umumnya terbuka dan beradaptasi. Bagi setiap suku di Melayu, pencak silat adalah bagian dari sistem pertahanan yang dimiliki oleh setiap suku/kaum. Pada jaman Melayu purba, pencak silat dijadikan sebagai alat pertahanan bagi kaum/suku tertentu untuk menghadapi bahaya dari serangan binatang buas maupun dari serangan suku lainnya. Lalu seiring dengan perjalanan masa pencak silat menjadi bagian dari adat istiadat yang wajib dipelajari oleh setiap anak laki-laki dari suatu suku/kaum. Hal ini mendorong setiap suku dan kaum untuk memiliki dan mengembangkan silat daerah masing-masing. Sehingga setiap daerah di Melayu umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat.
[3] Hal seperti itu juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada. Adapun sesungguhnya kedua tokoh ini benar-benar ada dan bukan legenda semata, dan keduanya hidup pada masa yang sama.Perkembangan dan penyebaran Silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum Ulama, seiiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat ini. Kala itu pencak silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekedar ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah. Disamping itu juga pencak silat menjadi bagian dari latihan spiritualAspek-aspek Pencak Silat IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) mendefinisikan pencak silat sebagai suatu kesatuan dari empat unsur yaitu unsur seni, beladiri, olahraga, dan olahbatin.Unsur seni merupakan wujud budaya dalam bentuk kaidah gerak dan irama yang tunduk pada keseimbangan, keselarasan, dan keserasian.Unsur beladiri memperkuat naluri manusia untuk membela diri terhadap berbagai ancaman dan bahaya, dengan teknik dan taktik yang efektif.Unsur olahraga mengembangkan kegiatan jasmani untuk mendapatkan kebugaran, ketangkasan, maupun prestasi olahraga.Unsur olahbatin membentuk sikap dan kepribadian luhur dengan menghayati dan mengamalkan berbagai nilai dan norma adat istiadat yang mengandung makna sopan santun sebagai etika kalangan pendekar.

sumber : http://porsigal1978.blogspot.com/

ALBUM FOTO

LATIHANE AREK" KEPUNG SENG RODOK AWUR AWURAN

























Rabu, 08 Februari 2012

Tujuan PORSIGAL

Pencak Silat Sebagai cabang olah raga bela diri tradisional milik Bangsa Indonesia sendiri, harus dilestarikan, harus dijaga dan dipelihara dari segala macam bentuk yang merugikan pengembangan dan citra pencak silat itu sendiri. Bukan saja pencak silat sebagai salah satu sarana pembinaan dan pengembangan mental-fisik generasi muda, tetapi lebih dari itu, pencak silat merupakan sarana mencapai nilai kemanusiaan yang lebih tinggi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan cita-cita pembangunan manusia seutuhnya, manusia berkualitas.
PORSIGAL didirikan dengan maksud untuk menghimpun dan membina serta menyalurkan potensi para pendekar Pencak Silat dan atau siapa saja yang mempunyai perhatian terhadap generasi muda di bidang sosial-budaya, kesehatan, olah raga dan atau pendidikan mental-fisik dengan sarana Pencak Silat yang merupakan olah raga bela diri tradisional kekayaan budaya Bangsa Indonesia yang harus dilestarikan.
PORSIGAL untuk itu, bertujuan ikut serta mencapai cita-cita pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas, manusia seutuhnya yang memiliki watak pekerti luhur, pribadi yang tangguh mental-fisiknya karena giat ‘MESU OLAH KRIDANING TOTO JASMANI-ROHANI’, sehingga siap mengisi Pembangunan Nasional dalam rangka dan upaya mencapai cita-cita kemerdekaan yang hakiki.

Untuk mencapai tujuannya, PORSIGAL akan melaksanakan usaha-usaha sebagai berikut:
(1) Menghimpun, membina, mendidik dan melatih generasi muda di bidang pencak silat dengan segala aspeknya, menuju terciptanya kehidupan generasi muda bangsa yang sehat jasmani-rohani atau mental-fisiknya dengan dilandasi ketaqwaan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Menumbuhkan, mengembangkan dan menyalurkan kesadaran dilingkungan generasi muda dan masyarakat luas pecinta olah raga bela diri pencak silat, akan arti pencak silat sebagai warisan budaya bangsa yang harus dihormati dan ditekuni dengan sepenuh penghayatan serta dilestarikan sepanjang masa.

sumber : http://porsigal1978.blogspot.com/2010/01/tujuan-didirikan-porsigal.html

Jenis Anggota PORSIGAL

(1) Anggota Muda ialah setiap remaja muslim dengan usia antara 6 s/d 12 tahun yang siap melatih diri untuk memahami asas, aqidah dan tujuan serta ajaran PORSIGAL.
(2) Anggota Biasa ialah setiap muslim dewasa, yang menyetujui asas, aqidah dan tujuan atau misi PORSIGAL dengan sepenuh kesanggupan melaksanakan ajaran / latihan-latihan yang menjadi program PORSIGAL.
(3) Anggota Kehormatan ialah setiap orang yang dianggap telah berjasa kepada PORSIGAL, yang telah disetujui penetapannya oleh rapat Dewan Pengasuh Pusat.Anggota Muda dan Anggota Biasa, pada dasarnya diterima oleh Dewan Pengasuh Pusat Latihan dalam keadaan khusus.


Sesuai dengan tingkat perumuran dan jenjang latihan, maka ditetapkan jenjang/tingkatan kemahiran seperti berikut:
Tingkat PRAPTA
Tingkat KAWI
Tingkat GLADHI : - GATRA- TARUNA- SATYA
Tingkat WIRA : - MADYA- TAMA- YUDHA
Tingkat MANGGALA: - YAKTI- CITRA- SONYATingkat PURUSA .

sumber : http://porsigal1978.blogspot.com/2010/01/jenis-keanggotaan-porsigal.html