Kamis, 11 Agustus 2011

Aktivitas Porsigal dan Banser

Rabu, 6 April 2011 18:12 
Salah satu aktivitas Porsigal
Kediri (gp-ansor.org): Pendidikan Olah Raga Silat Indah Garuda Loncat (Porsigal) merupakan organisasi pencak silat berazaskan Islam ala ahlussunah waljamaah dan milik keluarga besar NU. Bahkan KH Abdurrahman Wachid (Gus Dur) hingga kini masih tercatat sebagai ketua penasehat bersama KH Djalil Mustaqim ( pesantren Peta) Tulungagung.
Lembaga ini berdiri sebelum IPSNU Pagar Nusa lahir. Karena Porsigal bersama dengan Gasmi dan NH Perkasa bisa dikatakan yang membidani berdirinya Ikatan Pencak Silat NU Pagar Nusa, yang kini sudah menjadi badan otonom NU itu. “Gus Maksum, Pak Atok dan Pak Atim melakuam musyawarah di pesantren Tebuireng sebagai langkah awal pembentukan ikatan pencak silat milik NU dan kemudian dilanjutnya beberapa pertemuan lainnya. Maka jadilah IPSNU Pagar Nusa,’’ ujar Imam Kusnin Ahmad SH dalam reuni akbar Porsigal di Desa Kencong, Pare Kediri minggu kemarin.
Yang dimaksud Gus Maksum, adalah KH Ma’sum Jauhari salah satu pengasuh pesantren Lirboyo dan guru besar Gasmi ( Gerakan Silat Muslimin Indonesia), Pak Atok, adalah Drs H Atoillah, dosen IKIP Surabaya (Unesa)saat itu sebagai guru besar Pencak Silat Nur Harias Pertahakan Kalimah Syahadat (NH Perksa) dan Pak Atim adalah Atim Wiyanto SH, Ketua Umum Porsigal Pusat. “ Pak Atim ini adalah salah satu pendiri dan perintis Banser dari Blitar,’’ ungkap Kang Kusnin.
Maka tidak heran, kata Kang Kusnin, manakala anggota Banser di wilayah Kediri, Blitar dan Tulungagung, berasal dari anggota Porsigal. Karena memang sebelum masuk Banser mereka digembleng olah kanuragan di Porsigal. “Dulu sebelum masuk Banser mereka berlatih dulu di Porsigal. Lalu dia menjadi anggota Ansor kemudian ikut Diklatsar Banser,’’ tandas Kang Kusnin yang juga mantan Komandan Banser Kabupaten Kediri selama dua periode itu. “Seangkatan saya dulu ada sekitar 32 orang. Semua jadi anggota Banser Kediri. Mereka semua sebelumnya belajar di Porsigal. Karena memang saat itu Porsigal menjadi kegiatan ekstra anggota Ansor di Kediri, khususnya kecamatan Kepung,’’ tambahnya.
Aktivitas itu berjalan lancar, lanjut Kang Kusnin, karena didukung oleh semua kiai terpengaruh di wilayah Karesidenan Kediri. Misalnya KH Abdul Djalil Mustaqim ( Pesantren PETA) Tulungagung, KH Zamrodji (Pengasuh Pesantren Raudlatul Ulum) Kencaong Pare Kediri, KH Abdul Hadi dan KH Zaid Pesantren Ar-Riyad Ringinagung, Keling Kediri dan juga Kiai Shodik,Kapu, Pagu, Kediri. “ Maka perjalan Porsigal dan perjuangannya ibarat setali dua mata uang. Dimana ada Banser disitu juga ada anggota Posrsigal,’’ katanya.
Maka tidak heran, hingga saat ini di Kediri, khususnya di Desa Kencong, Pare Kediri, acara Harlah Ansor biasanya dilakukan bersamaan dengan Harlah Porsigal. Acara diisi dengan pagelaran Pencak silat Dor atau Open Bar alias tarung bebas yang menghadirkan para pendekar dan jawara silat dari daerah sekitar Kediri.“ Tidak ada dendam diantara mereka setelah pertandingan mereka makan bersama-sama. Sambil berkenalan. Karena arena itu hanya untuk gladi kanoragan, yang isinya untuk meningkatkah ghiroh perjuangan,’’ ungkapnya.
Begitu Pagar Nusa lahir, ungkap kang Kusnin yang kini menjabat sebagai Kepala Satkorwi Banser Jawa Timur itu, maka tidak heran bila ia ditunjuk sebagai sekretaris Pagar Nusa Kabupaten Kediri. Sedangkan ketuanya dijabat oleh Kiai Shodiq,pengasuh pesantren Salafiyah Saifiiyah Kapu, Pagu, Kediri. “ Jadi selain menjadi komandan Banser Kediri saya ketika itu sekaligus menjabat sebagai sekretaris Pagar Nusa dan Sekretaris Porsigal Pusat ,’’ tandasnya.
Intinya, lanjut kang Kusnin, bahwa perjuangan dan kiprah keluarga Porsigal sangat ditunggu dan dinanti masyarakat banyak. Sebagai bagian dari keluarga besar NU,maka warga Porsigal dituntut untuk mengembangkan nilai-nila ajaran Islam ahlussunah waljamaah ala NU.
Kontributor: IK Ahmad

sumber : http://gp-ansor.org/26375-06042011.html

Selasa, 09 Agustus 2011

Tentang PORSIGAL

Pendidikan Olah Raga Silat Indah "Garuda Loncat, atau yang lebih dikenal dengan PORSIGAL merupakan salah satu cabang seni bela diri pencak silat. PORSIGAL PUSAT saat ini berada di bawah Yayasan Garuda Loncat dan berkedudukan di Padepokan Kridho Pamungkas Jati, beralamatkan di Desa Kerjan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Telp. (0342)551609.
PORSIGAL didirikan di Blitar, pada tanggal 02 Maret 1978 sebagai pengembangan dari
silat SENTONO warisan HEYANG AGENG RADEN TUMENGGUNG HASAN WITONO yang wafat tahun 1878. Heyang Ageng Tumenggung Hasan Witono adalah salah satu pengawal Pangeran Diponegoro, yang setelah perang Diponegoro usai, Beliau berkelana ke arah timur(Blitar) dan meninggal di Desa Kerjen, Kecamatan Srengat, Blitar, Jawa Timur. Makam Beliau ada di Desa Kerjen tersebut dan terawat hingga kini.

PORSIGAL sebagai Organisasi Pencak Silat yang beraqidahkan Islam, berdasarkan / berasaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945.

PORSIGAL didirikan dengan maksud untuk menghimpun dan membina serta menyalurkan potensi para pendekar Pencak Silat dan atau siapa saja yang mempunyai perhatian terhadap generasi muda di bidang sosial-budaya, kesehatan, olah raga dan atau pendidikan mental-fisik dengan sarana Pencak Silat yang merupakan olah raga bela diri tradisional kekayaan budaya Bangsa Indonesia yang harus dilestarikan.

PORSIGAL untuk itu, bertujuan ikut serta mencapai cita-cita pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas, manusia seutuhnya yang memiliki watak pekerti luhur, pribadi yang tangguh mental-fisiknya karena giat ‘MESU OLAH KRIDANING TOTO JASMANI-ROHANI’, sehingga siap mengisi Pembangunan Nasional dalam rangka dan upaya mencapai cita-cita kemerdekaan yang hakiki.


Pengasuh Padepokan, sekaligus Guru Besar PORSIGAL saat ini adalah KH. Gholib Thohir.

sumber : http://www.facebook.com/pages/PORSIGALpendidikan-olah-raga-silat-indah-garuda-loncat/141280512561917#!/pages/PORSIGALpendidikan-olah-raga-silat-indah-garuda-loncat/141280512561917?sk=info

SUSUNAN DEWAN PENGASUH PUSAT ‘PORSIGAL’ PERIODE 2007 - 2012

A. PELINDUNG
1. KH. M. GHOLIB - Blitar
2. HUSEIN MUSLIMIN, SH, M.HUM - Malang

B. PENASIHAT / SESEPUH KEPENDEKARAN
1. KH. M. SHALAHUDDIN AL AYYUBI - Pondok PETA, Tulungagung
2. MBAH SUKRI - Tulungagung
3. KH. R. SYATIBI CHUDLORI - Pondok SALAFIAH, Lewok, Banten

C. PENASIHAT / SESEPUH KEORGANISASIAN
1. KH. ABDUR RAHMAN WAHID - Jakarta
2. Mayjen Drs. H. ADAM SYAMSOL BAHRI - Jakarta
3. IRCHAMNICHABIB, SH - Jakarta

D. PENGASUH PUSAT
1. Ketua Umum : MUBAIDAH, SH. - Blitar
2. Ketua I : DR. R.M. PRIYO HANDOKO, SH, M.HUM - Surabaya
3. Ketua II : M. ALI GHUFRON - Blitar
4. Sekretaris Umum : MUJIYONO, S.PD - Blitar
5. Sekretaris I : J.S. RUDY WIYONO, SE - Tulungagung
6. Sekretaris II : UMAR SHODIQ, BA - Blitar
7. Bendahara : MASRI’AH - Blitar
8. Wakil Bendahara : ZAM-ZAM, S.H. - Tulungagung
9. Departemen-departemen:

(1). Teknis dan Latihan : SOBIRI - Blitar
(2). Organisasi : MARSUDI, S.Pd - Trenggalek
(3). Keuangan : PUJI SANTOSO - Blitar
(4). Litbang : DARUSMAN, SH - Tulungagung
(5). Luar Negeri : Drs. RM. ATLAP NOOR - Jakarta
(6). Humas : Drs. ROFIQ YAHYA - Parakan
(7). Seni Budaya : SYARIFUDDIN - Blitar
(8). Mental Spiritual : KY. MOCH. MASCHUN - Tulungagung

10. Corps Wasit Juri:

(1). HERU WARSITO,SH - Jakarta
(2). Drs. CHAMIM THOHARI - Malang
(3). Ir. AGUNG DARMAWAN - Surabaya

11. Konsultan Pengembangan Luar Negeri:

(1). PENGIRAN SARPUDIN ACHMAD, MA - Kuala Lumpur, MALAYSIA
(2). DR. AGUNG DARMAWAN - Los Banos, FILIPINA
(3). ABDUL KAREM (MICHEL ROBERT) - Roterdam, BELANDA


Ditetapkan di : BLITAR
Pada Tanggal : 02 Maret 2007
Dewan Pengasuh Pusat ‘PORSIGAL’
Ketua Umum

ttd

MUBAIDAH, SH.

sumber : http://porsigal1978.blogspot.com/2010/01/susunan-dewan-pengasuh-pusat-porsigal_9344.html

MAKNA LAMBANG PORSIGAL




WARNA DASAR KUNING GADING

Berarti, bahwa PORSIGAL dengan semangat yang tinggi, selalu menumbuhkan perasaan cinta damai, mewujudkan kesejahteraan dan ketentraman dunia, berusaha membebaskan fakir-miskin dan kaum lemah sesama hidup dari berbagai penderitaan, sebagai pengejawantahan dari sesanti: “MAWAYU RAHAYU HARJANINGRAT, NGRUWAT POPO CINTROKO NING SAMI”.
Dalam misinya yang demikian, PORSIGAL berpendirian bahwa “Mencintai” Pencak Silat mendarah mendaging (HAMBALUNG SUMSUM) bukan saja Pencak Silat sebagai kekayaan Budaya Bangsa yang harus dilestarikan, tetapi lebih dari itu Pencak Silat sebagai sarana mencapai nilai kemanusiaan yang lebih tinggi, berbudi luhur, lemah lembut pekertinya dan penuh cinta kasih kepada sesama.

sumber : http://porsigal1978.blogspot.com/2010/01/makna-lambang-porsigal.html
WARNA MERAH DARAH / MERAH HATI

Berarti, bahwa PORSIGAL disamping menumbuhkan dan membina terus semangat dan kegagahan serta kekuatan jasmani (raga) harus pula mengutamakan OLAH BATHIN dan OLAH NOLO (HATI); karena justru hatilah hakikat kepribadian manusia sejati.
WARNA HITAM
Berarti, bahwa PORSIGAL harus memiliki kekuatan dan kebulatan tekad untuk melaksanakan prinsip:

“ TITI, TOTO, TATAG, TUTUG, TANGGON”

dalam menekuni Pencak Silat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan kemanusiaan dalam menghadapi tantangan kehidupan serba neka ragam coraknya.


SAYAP GARUDA BERWARNA KUNING, MENGAPIT BOLA DUNIA
Merupakan penggambaran asas:

“GARUDHO HANGRANGSANG BAWONO”

Rajawali yang siap menguasai jagad raya, adalah penggambaran sifat dan sikap gelora jiwa muda yang penuh kegagahan dan keberanian, penuh vitalitas, selalu siap menghadapi tantangan kehidupan tanpa rasa takut, rasa khawatir dan kecil hati, semata-mata karena percaya diri Sebagai hamba Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa untuk Murbo Waseso Dunia (Khalifah Allah di muka Bumi).


CAKRA BERMATA DELAPAN YANG MERUPAKAN ARAH DELAPAN MATA ANGIN

Merupakan penggambaran asas “ ASTHO MULAT” (delapan sudut pandang / delapan dimensi) yang berarti, bahwa setiap warga besar PORSIGAL pada peringkat atau tahap/ tingkat tertentu dalam pengendapan kejiwaan, diharapkan telah memiliki pandangan/ wawasan luas baik tentang kehidupan persilatan maupun tuntutan kehidupan di masyarakat dan dunia ramai.
Setiap mata cakra bercabang 3 (tiga) artinya, di dalam memahami dan memasuki pergaulan dunia yang luas, ilmu silat yang dimiliki harus dijabarkan dengan prinsip TETELUNING ATUNGGAL (TRILOGI) yakni keseimbangan Olah Jasad / Jasmani, Olah Nalar (Inthidhar, akal fakir) dan Olah Nolo (Hati, kalbu) atau keseimbangan antara “ CIPTO, ROSO, KARSO atau KARYO” sehingga indah seperti kuncup bunga yang hendak mekar, menawan hati.



NYALA API LIMA BERWARNA PUTIH, MEMBENTUK RANGKAIAN HURUF ARAB BERBUNYI “ALLAH” DENGAN MASING-MASING HURUF BERUJUNG TIGA

Merupakan gambaran asas:

“ CIPTO JATI HAROSO TUNGGAL”

(Hakikat menyatunya diri dengan Sang Pencipta, menyatunya makhluk dengan Khaliqnya) yang artinya pada peringkat tertentu setiap warga PORSIGAL akan mencapai pengendapan kejiwaan yang khusu’, tenggelam dalam berdzikir dan selalu muqorobah dengan diiringi semangat tafakur (berfikir tentang Kebesaran Allah SWT) dengan sepenuh kesucian niat dan hati, merupakan perwujudan / praktek penghayatan dan pengamalan secara hakiki jiwa Pancasila dengan hiasan pribadi yang penuh IMAN, ISLAM dan IHSAN.



SENJATA TRISULA

Berarti, bahwa PORSIGAL dengan berbekal ilmu silat dalam berbagai dimensinya, selalu siap siaga membela negara, bangsa dan agama Sebagai Satria Pinuji, dengan landasan kebenaran, keadilan dan kesucian.
Pada sisi lain, TRISULA tersebut menggambarkan semangat melakukan pembelaan umum dengan sesanti:

“SURO DIRO JOYONINGRAT miwah JOYO-JOYO KAWIJAYAN ing tembe LEBUR DENING KASUDIBYAN; SUDIBYANING LELABUHAN, LABET LABUH, LELADI PROJO HAMBENGKAS RUBEDANING SAMI, HANGRUKEBI AGOMO AGEMING AJI”.


LIMA WARNA DOMINAN DALAM LAMBANG (MERAH, KUNING, HIJAU, PUTIH, HITAM)


Merupakan penggambaran 5 (lima) asas Kepribadian PORSIGAL dalam segala suasana dan cuaca, dalam segala tempat dan keadaan, yakni setiap warga besar PORSIGAL harus selalu berusaha untuk menjadi manusia taqwa yang berkualitas dengan mendasari pribadi pada sikap dan sifat pinuji:
· Ngobah Mosikake Saliro;
· Ngolah Kridhaning Nalar;
· Hamanjing Ajur-ajer;
· Tepo Seliro;
· Mandireng Pribadi.
Yaitu aktif dan kreatif, SUPEL dalam BERGAUL tetapi TEGAS dalam PRINSIP, memiliki toleransi dan sikap tenggang rasa yang tinggi dan selalu percaya diri pribadi semata-mata sebagai hamba Allah SWT yang harus mandiri.

sumber : http://porsigal1978.blogspot.com/2010/01/makna-lambang-porsigal.html

(PORSIGAL) Pendidikan Olah Raga Silat Indah Garuda Loncat

Pencak Silat Sebagai cabang olah raga bela diri tradisional milik Bangsa Indonesia sendiri, harus dilestarikan, harus dijaga dan dipelihara dari segala macam bentuk yang merugikan pengembangan dan citra pencak silat itu sendiri. Bukan saja pencak silat sebagai salah satu sarana pembinaan dan pengembangan mental-fisik generasi muda, tetapi lebih dari itu, pencak silat merupakan sarana mencapai nilai kemanusiaan yang lebih tinggi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan cita-cita pembangunan manusia seutuhnya, manusia berkualitas.
Pendidikan Olah Raga Silat Indah Garuda Loncat (PORSIGAL) berkedudukan di tempat DEWAN PENGASUH PUSAT di Blitar dan dapat membentuk Perwakilan di tempat dan atau di kota mana saja baik didalam maupun diluar negeri yang dipandang perlu oleh Dewan Pengasuh Pusat.


PORSIGAL didirikan di Blitar, pada tanggal 02 Maret 1978 sebagai pengembangan dari silat SENTONO warisan HEYANG AGENG RADEN TUMENGGUNG HASAN WITONO yang wafat tahun 1878 dan didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.


PORSIGAL sebagai Organisasi Pencak Silat yang beraqidahkan Islam, berdasarkan / berasaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945. PORSIGAL didirikan dengan maksud untuk menghimpun dan membina serta menyalurkan potensi para pendekar Pencak Silat dan atau siapa saja yang mempunyai perhatian terhadap generasi muda di bidang sosial-budaya, kesehatan, olah raga dan atau pendidikan mental-fisik dengan sarana Pencak Silat yang merupakan olah raga bela diri tradisional kekayaan budaya Bangsa Indonesia yang harus dilestarikan.

PORSIGAL untuk itu, bertujuan ikut serta mencapai cita-cita pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas, manusia seutuhnya yang memiliki watak pekerti luhur, pribadi yang tangguh mental-fisiknya karena giat ‘MESU OLAH KRIDANING TOTO JASMANI-ROHANI’, sehingga siap mengisi Pembangunan Nasional dalam rangka dan upaya mencapai cita-cita kemerdekaan yang hakiki.


Untuk mencapai tujuannya, PORSIGAL akan melaksanakan usaha-usaha sebagai berikut:
(1) Menghimpun, membina, mendidik dan melatih generasi muda di bidang pencak silat dengan segala aspeknya, menuju terciptanya kehidupan generasi muda bangsa yang sehat jasmani-rohani atau mental-fisiknya dengan dilandasi ketaqwaan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. (2) Menumbuhkan, mengembangkan dan menyalurkan kesadaran dilingkungan generasi muda dan masyarakat luas pecinta olah raga bela diri pencak silat, akan arti pencak silat sebagai warisan budaya bangsa yang harus dihormati dan ditekuni dengan sepenuh penghayatan serta dilestarikan sepanjang masa.
Untuk tingkat pusat, PORSIGAL dipimpin oleh DEWAN PENGASUH PUSAT yang terdiri dari Ketua Umum dan beberapa Ketua, Sekretaris Umum dan beberapa Sekretaris, Bendahara dan Wakilnya, serta Departemen sesuai dengan kebutuhan dengan masa bakti untuk 5 (lima) tahun, dan dapat dipilih kembali untuk masa / periode berikutnya.

Dewan Pengasuh Pusat dalam memimpin dan mengelola serta mengendalikan PORSIGAL didampingi oleh DEWAN SESEPUH yang terdiri dari para ‘Alim ‘Ulama dan Cerdik Cendikia baik dibidang kependekaran maupun dibidang keorganisasian. Dewan Sesepuh ini terdiri dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dengan masa bakti sama dengan Dewan Pengasuh Pusat.
(1) Keanggotaan PORSIGAL terdiri dari :
- Anggota Muda;
- Anggota Biasa;
- Anggota Kehormatan.
TINGKAT KEMAHIRAN ANGGOTA

Sesuai dengan tingkat perumuran dan jenjang latihan, maka ditetapkan jenjang/tingkatan kemahiran seperti berikut:

Tingkat PRAPTA

Tingkat KAWI

Tingkat GLADHI : - GATRA
- TARUNA
- SATYA

Tingkat WIRA : - MADYA
- TAMA
- YUDHA

Tingkat MANGGALA: - YAKTI
- CITRA
- SONYA
Tingkat PURUSA